Minggu, 18 September 2011

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI


A.  Proses Pembentukan Muka Bumi

Muka bumi berupa relief, bentuk permukaan tidak rata. Bentuk  relief muka bumi disebabkan oleh :
1.   Tenaga endogen
Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen menggerakkan kulit bumi. Tenaga endogen dapat mengangkat kulit bumi melebihi permukaan laut, yang kemudian menjadi daratan. Tenaga endogen memiliki sifat membangun maka disebut juga tenaga konstruktif

Tenaga Endogen sebagai pembentuk muka bumi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a.   Tektonisme (diatropisme)
b.   Vulkanisme
c.   Seisme (gempa)

a.   Tektonisme (diatropisme)
Tenaga endogen yang menyebabkan bergesernya letak lapisan kulit bumi baik secara mendatar (horisontal) maupun secara tegak – atas-bawah (vertikal)

      Tektonisme menghasilkan dua macam gerak yaitu:
1)   Gerak Epirogenetik
      2)   Gerak Orogenetik

1)   Gerak Epirogentik,
Yaitu gerakan pada lapisan bumi yang meyebabkan pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang berlangsung sangat lambat, serta gerakannya meliputi wilayah yang sangat luas.
      Gerakan  Epirogenetik disebut juga tenaga pembentuk benua.
Gerakan Epirogenetik pada umumnya tidak menimbulkan lipatan atau retakan pada kulit bumi, namun gerakan ini dapat menggeser sebuah benua

2)   Gerak Orogenetik, yaitu gerakan pada lapisan kulit bumi yang menyebabkan pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang berlangsung relatif cepat.
      Gerak ini juga dapat menimbulkan gempa.
Gerak orogenetik disebut juga tenaga struktural.
        
      Gerak Orogenetik menyebabkan menyebabkan terjadinya
a)   Lipatan
b)   patahan/ retakan

a)   Lipatan
      Bentuk lipatan terjadi karena adanya tekanan horizontal maupun vertikal pada kulit bumi yang bersifat liat, sehingga kulit bumi mengalami pelengkungan.

Bagian-bagian pada lipatan:
1)   Antiklinal
Bagian lipatan yang lebih tinggi dari bagian lainnya.
Disebut juga Punggung Lipatan

2)   Sinklinal
Bagian lipatan yang lebih rendah dari bagian lainnya
Disebut juga Lembah Lipatan

Bentuk-bentuk lipatan
1)   Lipatan Tegak (Lipatan Normal)
Bentuk lipatan kulit bumi yang cenderung simetris, karena mendapat tekanan yang sama dari dua arah
2)   Lipatan Miring
Bentuk lipatan kulit bumi yang cenderung tidak simetris, karena mendapat tekanan yang berbeda dari dua arah.
3)   Lipatan Menggantung
Bentuk lanjutan dari lipatan miring karena mendapat tekanan yang sangat kuat dari salah satu arah terus menerus
4)   Lipatan Rebah
Bentuk lipatan yang mempunyai kemiringan  yang sangat tajam, bahkan mendekati sejajar dengan lapisan yang datar





5)   Dome (Kubah)
Bentuk lipatan kulit bumi naik (antiklinal) yang melingkar menyerupai kubah atau berupa gundukan.



6)  Basin (Ledokan)
Bentuk lipatan kulit berbentuk cekungan (sinklinal) melingkar.

b)   Patahan
      Bentuk patahan terjadi karena adanya tekanan horizontal maupun vertical pada kulit bumi yang bersipat rapuh (getas), seperti batuan kapur.


Bagian-bagian Patahan
1)   Graben atau Slenk
yaitu patahan yang bergerak turun,
atau bagian patahan yang lebih rendah dari bagian patahan lainnya

2)   Horst
yaitu patahan yang bergerak naik,
atau bagian patahan yang lebih tinggi dari bagian patahan lainnya



b.   Vulkanisme
Vulkanisme adalah Tenaga endogen yang menyebabkan magma naik kepermukaan bumi..
Vulkanisme dapat juga diartikan segala sesuatu yang berkaitan dengan gunung berapi
atau proses naik dan keluarnya magma kepermukaan bumi.

Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya.

Magma adalah cairan batuan, kental, sangat panas serta berpijar.  Magma terletak didalam dapur magma pada litosfer (lapisan kulit bumi).
Magma  terdiri dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya.

Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan tekanan, misalnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut magma.

Karena adanya tenaga endogen, litosfer mengalani keretakan dan  menyebabkan sejumlah bahan dari dalam lapisan selubung bumi menerbos kedalamnya. Penerobosan materi selubung tidak seluruhnya dapat menembus sampai kepermukaan, pada umumnya tertahan didalam litosfer membentuk dapur magma.

Magma yang tertahan didalam dapur magma pada lapisan litosfer  akan menimbulkan tekanan ke atas permukaan bumi, hingga terbentuk kubah (Dome)

Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan.

Proses penerobosan magma ke permukaan bumi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1.   Intrusi Magma (atau disebut plutonisme)
Intrusi magma adalah proses penerobosan magma didalam lapisan batuan tetapi tidak mencapai ke permukaan bumi.

Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan.
     
Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut juga plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk (perhatikan gambar penampang gunung api), yaitu:
a)      Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat.
b)      Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.
c)      Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
d)      Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
e)      Apofisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
f)       Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.



2.   Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma adalah proses penerobosan magma mencapai permukaan bumi dan membentuk gunung api.
Ekstrusi terjadi bila magma mendapat tekanan gas yang cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi.
Jadi ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi.
Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api.
Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan. Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan.

Peristiwa keluarnya magma ke permukaan bumi disebut erupsi.

Jenis-jenis erupsi magma
Berdasarkan lubang tempat terjadinya, erupsi dibagi dalam tiga macam, yaitu:
a.       Erupsi Linier,
yaitu magma keluar melalui retakan kulit bumi yang berbentuk memanjang, sehingga membentuk kerucut memanjang. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

b.       Erupsi Areal,
yaitu magma keluar meleleh pada permukaan bumi karena letak dapur magma sangat dekat dengan permukaan bumisehingga membentuk kawah gunung api yang sangat luas. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km persegi.

c.       Erupsi Sentral, yaitu magma keluar melalui lubang di permukaan bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain

Berdasarkan proses keluarnya magma, erupsi magma dibagi menjadi tiga jenis.
1)   Erupsi eksplosif, letusan sangat kuat akibat tekanan gas magma dan menyemburkan bahan-bahan vulkanik yang padat dan cair
2)  Erupsi efusif, letusan gunung api, mengeluarkan lava
3)   Erupsi campuran, letusan yang terjadi selang-seling antara eksplosif dan efusif.

Tipe-tipe Gunung Api
1.   Gunung Api Perisai (Prisma)
Gunung api tipe perisai bentuknya landai sehingga mirip tameng atau perisai.
Terbentuk karena magma yang keluar (lava) sangat cair, tekanan gas rendah dan dapur magma sangat dangkal.
Sudut kemiringan gunung api perisai antara 10 - 100

2.   Gunung Api Maar (Corong/ Kubah)
Gunung  api Maar memiliki kawah yang lebar.
Terbentuk karena letusan (eksplosif) yang kuat sehingga menghancurkan bagian permukaan dan membentuk corong pada kawahnya. Gunung Bromo (Tengger), Danau Kawah Klakah di Gunung Lamongan, serta Danau Toba.

3.   Gunung Api Strato (Kerucut)
Gunung api ini mempunyai bentuk kerucut, yang terkesan tinggi.
Terbentuk karena letusan dan lelehan secara bergantian terus menerus sehinga lerengnya berlapis-lapis.
Sebagian besar gunung api yang ada di Indonesia berbentuk kerucut.

Fenomena alam pasca vulkanik
Beberapa fenomena alam pasca vulkanik sebagai berikut.
a)   Mata air panas (air thermal) dan air mineral
      Jenis air ini banyak dimanfaatkan sebagai sumber air mineral yang dikonsumsi dalam bentuk kemasan yang telah banyak dijumpai di depot air isi ulang atau dijual bebas. Mata air yang terkenal antara lain mata air panas Baturaden di Purwokerto, Ciater di Bandung, dan Sangkanhurip di Kuningan.

b)   Sumber gas (ekskalasi)
      Sumber gas ini dapat keluar dalam bentuk sebagai berikut.
1)   Solfatar, yaitu sumber gas belerang.
      Kenampakan ini banyak dijumpai di kawah-kawah puncak gunung api yang masih aktif. Misalnya, di kawah puncak Gunung Bromo dan kawah puncak Gunung Merapi DIY.

2)   Fumarol, yaitu sumber gas uap air.
      Sumber gas ini sama seperti solfatar. Fumoral dapat dijumpai pada gunung api yang masih aktif.

3)   Mofet, yaitu sumber gas asam arang.
Sama seperti fumarol dan solfatar, mofet juga dapat dijumpai pada gunung api yang meletus. Mofet dan belerang merupakan

dua gas yang berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan kematian.

c)   Mata air geyser
      Mata air geyser ditemukan di daerah vulkan aktif.
      Geyser merupakan mata air tanah yang memancar sewaktu-waktu dalam celah  batuan atau bekas kantong magma akibat dorongan gas dari dalam. Geyser tidak akan nampak jika kandungan air tanah pada daerah tersebut habis, namun pada saat terisi air akan muncul kembali. Fenomena ini dapat kamu jumpai di Plato Dieng Jawa Tengah.

Penyebaran Pegunungan dan Gunung Api
Secara garis besar, terdapat dua rangkaian pegunungan.
1.   Sirkum Mediteran, berawal dari Pegunungan Atlas, Yura, Alpen (Eropa), Kaukasus, Himalaya (Asia), tenggelam dan muncul sebagai pulau-pulau di Kep. Andaman, tenggelam dan muncul sebagai Pegunungan Bukit Barisan, pegunungan di Pulau  Jawa, Bali, NTB, NTT, dan berakhir di Kep. Maluku.

2.   Sirkum Pasifik, rangkaian pegunungan yang berawal dari   Pegunungan Cordileras De Los Andes (Amerika Selatan), Rocky, Sierra Madre (Amerika Utara), tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Jepang, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Filipina, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Pulau Sulawesi, dan berakhir di Kep. Maluku.

c.   SEISME (GEMPA)
Seisme atau Gempa bumi adalah getaran yang terjadi pada lapisan kulit bumi (litosfera) yang bersumber dari lapisan litosfera bagian dalam. Hentakan tersebut lalu dirambatkan pada litosfera dan kemudian ke permukaan bumi.
Alat untuk mencatat gempa disebut seismograf.

Gempa bumi berdasarkan faktor penyebabnya dibedakan sebagai berikut.
1)      Gempa tektonik, yaitu gempa yang mengiringi gerakan tektonik (retakan dan patahan) secara mendadak.
Ini terjadi jika terbentuk patahan-patahan baru atau terjadi pergeseran di sepanjang patahan akibat aktivitas di dalam kerak bumi. Sebagian besar gempa yang terjadi di bumi merupakan gempa tektonik.
Di Indonesia pergerakan kulit bumi sering terjadi di daerah bagian barat, seperti Sumatera, selatan Pulau Jawa hingga Timor. Jalur wilayah ini merupakan jalur yang rawan dengan gempa bumi.
Gempa bumi tektonik yang bersumber di dasar laut, biasanya diikuti dengan gelombang besar (tsunami). Semakin besar gempa bumi semakin besar pula kemungkinan timbul tsunami.
Untuk itu bagi kamu yang berada di kawasan pantai atau tinggal di pantai, bila terjadi gempa bumi segeralah menghindar dari pantai, carilah tempat
yang lebih tinggi. Tsunami yang pernah terjadi di Alor, Jawa Timur, dan NAD berlangsung kurang dari setengah jam setelah terjadinya gempa bumi.

2)      Gempa vulkanik, yaitu gempa yang terjadi karena letusan gunung berapi. Gempa vulkanik terjadi sebelum dan selama letusan gunung terjadi. Biasanya getaran yang ditimbulkan hanya terdapat di sekitar gunung api saja, untuk tempat yang jauh sekali dari gunung api tidak akan terasa getaran yang ditimbulkan.

3)      Gempa runtuhan, yaitu gempa yang terjadi karena runtuhan. Gempa ini terjadi di daerah yang terdapat banyak rongga-rongga di bawah tanah. Karena tidak kuat menahan atap rongga maka terjadilah runtuhan yang akhirnya mengakibatkan gempa. Misalnya, daerah kapur yang terdapat banyak gua-gua dan sungai bawah tanah, dan di daerah pertambangan yang terdapat rongga-rongga di bawah tanah akibat dari penggalian bahan-bahan tambang.

4)      Gempa buatan, yaitu gempa yang terjadi akibat ulah manusia. Contoh dari gempa jenis ini adalah adanya gempa yang diakibatkan peledakan bom. Bom besar dapat membuat getaran yang amat kuat sehingga mampu menghancurkan benda-benda di sekeliling kita.

Gempa menurut letak terjadinya, dapat dibedakan sebagai berikut.
1)   Gempa episentrum, yaitu gempa yang terjadi di tepi kerak/lempeng samudra maupun lempeng benua.
2)   Gempa hiposenstrum, yaitu gempa yang terjadi pada kedalaman tertentu pada lempeng samudra maupun lempeng benua.

Jumat, 11 Maret 2011

STOP PRESS: GEMPA-DAHSYAT MELANDA JEPANG

Subhanallah....(atau semacamnya) mungkin itu yang terucap dari mulut. Belum lagi terhilang dari benak bencana tsunami yang terjadi Aceh dan Nias, masyarakat terhenyak kabar akan datangnya tsunami di daerah Sulawesi, Maluku dan Papua.


Memang Tsunami tersebut bukan bersumber di daerah Indonesia, tetapi dari gempa dahsyat (8,9 SR) yang terjadi di Jepang. Namun imbasnya dipastikan gelombang tersebut akan sampai di beberapa daerah di Indonesia, walaupun tidak sedasyat di Jepang.



Gempa tersebut mengakbatkan Tsunami yang cukup dahsyat, bahkan tercatat sebagai gempa terbesar sepanjang sejarah yang pernah terjadi di Negeri Sakura. Sepanjang catatan kegempaan di Jepang, belum pernah terjadi gempa kuat yang langsung disusul tsunami tersebut (KOMPAS.com).

Gempa berskala yang mengguncang Jepang pada Jumat 11 Maret 2011 sore pukul 05.46 GMT mengakibatkan gelombang tsunami. Tsunami menerjang mencapai jarak 5 KM dari garis pantai. Salah satunya wilayah Fukushima (detiknews.com). Tsunami setinggi 10 meter telah menyapu Kota Sendai sehingga banyak rumah terendam air laut. Sementara itu, landas pacu Bandara Sendai terendam akibat tsunami, menurut laporan dari media lokal.

Asap hitam juga membubung dari kawasan industri di daerah Yokohama Isogo. Terlihat perahu, mobil, truk, serta pesawat terbang hanyut disapu tsunami. Sebuah jembatan, lokasinya tidak diketahui, tampak runtuh ke dalam air.

Gempa yang memicu tsunami setinggi sekitar 10 meter diperkirakan lebih dari 200 orang meninggal (TEMPO Interaktif.com). Korban yang ditemukan berada di pantai Sindai, dan Pulau Honshu. Sebagaian lainnya, seperti dikutip dari kantor berita Reuters, masih dinyatakan hilang.

Meski korban akibat gempa di Jepang telah mencapai ratusan orang, namun hingga saat ini belum ada WNI yang menjadi korban tewas. WNI yang berada di Jepang, khususnya di wilayah Miyagi dan Kota Sendai telah berada di tempat yang aman setelah terjadi bencana gempa sebesar 8,9 SR siang tadi (detiknews.com).

 

Selasa, 08 Februari 2011

KONDISI GEOGRAFIS DAN PENDUDUK

Setiap wilayah memiliki kondisi geografis yang berbeda dikarena permukaan bumi yang berupa relief. Perbedaan kondisi geografis tersebut meliputi kondisi topografi, jenis dan kualitas tanah, iklim, serta kondisi perairan.
Kondisi alam geografis dan manusia pada dasarnya memiliki hubungan timbal balik. Aktivitas penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis  terutama kondisi fisiknya. Kondisi daratan dengan segala kenampakannya merupakan tempat tinggal manusia dengan segala aktivitasnya.
Hubungan inilah yang mengakibatkan manusia memiliki karateristik berbeda-beda di setiap
wilayahnya. Mulai dari ketinggian paling rendah yang terletak di pantai sampai daerah puncak gunung.
Bagaimanakah pengaruh kondisi geografis terhadap kondisi penduduk?

1.  Kondisi Geografis
Kita telah belajar tentang peta dan globe. Perhatikanlah peta wilayah Indonesia
yang terdapat pada peta dunia dan globe. Informasi apa yang dapat kamu  peroleh dari peta tersebut? Dari peta dan globe, kita dapat memperoleh informasi tentang letak, luas dan bentuk, serta batas-batas suatu wilayah.

a.   Letak
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki letak yang cukup strategis.
1)   Letak Astronomis
Kita telah belajar bahwa pada peta dan globe terdapat garis-garis astronomis, yaitu garis lintang dan garis bujur. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak antara 6° 08' LU - 11° 15' LS dan antara 94° 45' BT - 141° 05' BT.
Kondisi geografis Indonesia berdasar garis lintangnya antara lain seperti berikut.
(1) Wilayah Indonesia sebagian besar terletak di belahan bumi selatan.
(2) Wilayah Indonesia dilalui oleh garis Khatulistiwa.
(3) Indonesia beriklim tropis

Kondisi geografis Indonesia berdasar garis bujurnya antara lain seperti berikut.
(1) Wilayah Indonesia terletak di belahan bumi timur.
(2) Panjang garis bujur Indonesia ialah 460.
Berdasarkan penetapan internasional bahwa setiap 150 terjadi perbedaan waktu 1 jam.
Dengan demikian, di Indonesia terdapat 3 daerah waktu, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Timur (WIT).

2)   Letak Geografis
Indonesia memiliki letak geografis yang strategis. Dikatakan strategis karena:
(1) Indonesia terletak antara dua benua, Asia dan Australia. Letak ini  menyebabkan di Indonesia terjadi dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Di samping itu, letak ini menyebabkan Indonesia kaya akan koleksi flora dan fauna.
Indonesia memiliki koleksi flora dan fauna yang bersifat asiatis, peralihan, dan australis.
(2) Indonesia terletak di antara dua samudera, yaitu Hindia dan Pasifik.
(3) Indonesia terletak di jalur lalu lintas dunia, baik jalur pelayaran maupun penerbangan. Jalur pelayaran merupakan jalur lalu lintas perdagangan dunia.


3)   Letak Geologis
Letak geologis adalah letak suatu daerah berdasarkan struktur dan komposisi batuan atau bentuk muka atau bagian dalam bumi yang ada di daerah itu. Berdasarkan letak geologisnya, keadaan Indonesia antara lain seperti berikut.
(1) Indonesia terletak pada pertemuan deretan Pegunungan Muda Sirkum Pasifik dan Pegunungan Mediterania. Akibatnya, di Indonesia banyak dijumpai gunung api dan pusat-pusat gempa. Akibat kegiatan gempa dan vulkanisme, di Indonesia banyak ditemukan sumber daya bahan galian, seperti minyak bumi, gas alam,
batu bara dan timah. Sumber daya bahan galian (mineral) merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai komoditas perdagangan dan industri yang juga komoditas ekspor.
(2) Indonesia terbagi ke dalam tiga daerah, yaitu daerah Dangkalan Sunda (meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di seputarnya), daerah Dangkalan Laut Dalam (meliputi Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya), dan daerah Dangkalan Sahul (meliputi Kep. Aru, Pulau Irian, dan pulau-pulau di sekitarnya). Dangkalan Laut Dalam dan Dangkalan Sahul dipisahkan oleh garis Wallacea di Selat Makassar dan Selat Lombok.
(3) Indonesia memiliki berbagai jenis tanah yang tersebar mulai dari daratan rendah sampai dengan daerah pegunungan. Jenis-jenis tanah tersebut antara lain tanah aluvial (hasil endapan erosi di sekitar sungai), tanah vulkanik (berasal dari pelapukan abu vulkanik), tanah gambut (tanah di daerah yang selalu digenangi air), tanah humus (hasil pembusukan bahan-bahan organik) dan lain-lain.

2.   Kondisi Penduduk
Kondisi penduduk tidak lepas dari kondisi geografis suatu wilayah. Mungkin kalian akan melihat adanya perbedaan matapencaharian penduduk di daerah pantai dengan daerah pegunungan. Penduduk di daerah pantai banyak yang bekerja sebagai nelayan, sedangkan penduduk di daerah dataran tinggi atau pegunungan umumnya bekerja sebagai petani.
Wilayah Indonesia terbentang dari Sabang di barat sampai Merauke di timur, dari Pulau We di utara sampai Pulau Roti di selatan. Sebagai sebuah negara berdaulat, Indonesia memiliki penduduk, salah satu syarat berdirinya sebuah negara. Dengan jumlah penduduk 241.973.880 jiwa pada tahun 2005, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar kelima di dunia. Penduduk Indonesia memiliki keunikan tersendiri karena terdiri atas berbagai suku, bahasa, agama, dan budaya.
Kondisi penduduk dapat ditinjau dari segi ekonomi dan kebudayaannya.

a.   Kondisi Ekonomi
Dari segi ekonomi, kondisi penduduk berkaitan erat dengan kondisi geografis tempat penduduk itu berada. Dalam usaha memenuhi kebutuhannya, penduduk berusaha beradaptasi dengan lingkungannya
dan memanfaatkan lingkungannya.
Contoh penduduk beradaptasi dengan lingkungannya ialah jika dia tinggal di desa, kegiatan ekonomi yang dapat dilakukannya berkaitan dengan kegiatan agraris, seperti bertani dan berladang atau beternak. Jika dia tinggal di kota, kegiatan ekonomi yang dapat dilakukannya ialah berdagang atau bekerja di kantor atau pabrik.
Contoh penduduk memanfaatkan lingkungannya ialah jika dia berada di daerah dataran rendah, kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan antara lain kegiatan pertanian yang menghasilkan tanaman pangan dan tanaman
komoditas. Penduduk yang berada di daerah pegunungan akan berusaha di bidang perkebunan dan kehutanan, pertanian hortikultura, dan industri pariwisata alam pegunungan. Penduduk yang berada di
daerah pantai akan memanfaatkan lingkungannya untuk usaha perikanan dan wisata pantai. Penduduk yang tinggal di daerah pedalaman akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya antara lain dengan berburu dan meramu sumber daya alam yang tersedia di lingkungannya.

b.   Kondisi Kebudayaan
Kebudayaan merupakan hasil olah pikir manusia, baik yang bersifat abstrak maupun konkret. Dengan demikian, ruang lingkup kebudayaan sangat luas. Hasil kebudayaan tampak dalam bidang pemerintahan, hukum, adat-istiadat, agama, kesenian, bahasa, gagasan, ide, bentuk rumah, dan lain-lain. Dengan jumlah suku kurang lebih 370 suku bangsa, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya budaya. Setiap suku mempunyai hasil kebudayaan tersendiri.
Apa kaitannya antara kebudayaan dan kondisi geografis?
Ingatlah bahwa manusia selalu berusaha beradaptasi atau memanfaatkan lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya. Penduduk yang menempati suatu wilayah akan terpengaruh dengan keadaan geografis wilayah tersebut.
Contohnya, rumah adat sebagai hasil budaya. Di daerah yang memiliki hutan lebat dan banyak binatang buas, atau daerah berawa-rawa, bentuk rumahnya ialah rumah panggung.
Bandingkanlah cara berpakaian penduduk yang tinggal di pegunungan dan penduduk yang tinggal di tepi pantai. Penduduk daerah mana yang pakaiannya terbuat dari bahan yang relatif lebih tebal? Demikian juga dengan mata pencaharian penduduk. Misalnya, mereka yang tinggal di tepi pantai kebanyakan akan bekerja sebagai nelayan.