Selasa, 08 Februari 2011

KONDISI GEOGRAFIS DAN PENDUDUK

Setiap wilayah memiliki kondisi geografis yang berbeda dikarena permukaan bumi yang berupa relief. Perbedaan kondisi geografis tersebut meliputi kondisi topografi, jenis dan kualitas tanah, iklim, serta kondisi perairan.
Kondisi alam geografis dan manusia pada dasarnya memiliki hubungan timbal balik. Aktivitas penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis  terutama kondisi fisiknya. Kondisi daratan dengan segala kenampakannya merupakan tempat tinggal manusia dengan segala aktivitasnya.
Hubungan inilah yang mengakibatkan manusia memiliki karateristik berbeda-beda di setiap
wilayahnya. Mulai dari ketinggian paling rendah yang terletak di pantai sampai daerah puncak gunung.
Bagaimanakah pengaruh kondisi geografis terhadap kondisi penduduk?

1.  Kondisi Geografis
Kita telah belajar tentang peta dan globe. Perhatikanlah peta wilayah Indonesia
yang terdapat pada peta dunia dan globe. Informasi apa yang dapat kamu  peroleh dari peta tersebut? Dari peta dan globe, kita dapat memperoleh informasi tentang letak, luas dan bentuk, serta batas-batas suatu wilayah.

a.   Letak
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki letak yang cukup strategis.
1)   Letak Astronomis
Kita telah belajar bahwa pada peta dan globe terdapat garis-garis astronomis, yaitu garis lintang dan garis bujur. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak antara 6° 08' LU - 11° 15' LS dan antara 94° 45' BT - 141° 05' BT.
Kondisi geografis Indonesia berdasar garis lintangnya antara lain seperti berikut.
(1) Wilayah Indonesia sebagian besar terletak di belahan bumi selatan.
(2) Wilayah Indonesia dilalui oleh garis Khatulistiwa.
(3) Indonesia beriklim tropis

Kondisi geografis Indonesia berdasar garis bujurnya antara lain seperti berikut.
(1) Wilayah Indonesia terletak di belahan bumi timur.
(2) Panjang garis bujur Indonesia ialah 460.
Berdasarkan penetapan internasional bahwa setiap 150 terjadi perbedaan waktu 1 jam.
Dengan demikian, di Indonesia terdapat 3 daerah waktu, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Timur (WIT).

2)   Letak Geografis
Indonesia memiliki letak geografis yang strategis. Dikatakan strategis karena:
(1) Indonesia terletak antara dua benua, Asia dan Australia. Letak ini  menyebabkan di Indonesia terjadi dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Di samping itu, letak ini menyebabkan Indonesia kaya akan koleksi flora dan fauna.
Indonesia memiliki koleksi flora dan fauna yang bersifat asiatis, peralihan, dan australis.
(2) Indonesia terletak di antara dua samudera, yaitu Hindia dan Pasifik.
(3) Indonesia terletak di jalur lalu lintas dunia, baik jalur pelayaran maupun penerbangan. Jalur pelayaran merupakan jalur lalu lintas perdagangan dunia.


3)   Letak Geologis
Letak geologis adalah letak suatu daerah berdasarkan struktur dan komposisi batuan atau bentuk muka atau bagian dalam bumi yang ada di daerah itu. Berdasarkan letak geologisnya, keadaan Indonesia antara lain seperti berikut.
(1) Indonesia terletak pada pertemuan deretan Pegunungan Muda Sirkum Pasifik dan Pegunungan Mediterania. Akibatnya, di Indonesia banyak dijumpai gunung api dan pusat-pusat gempa. Akibat kegiatan gempa dan vulkanisme, di Indonesia banyak ditemukan sumber daya bahan galian, seperti minyak bumi, gas alam,
batu bara dan timah. Sumber daya bahan galian (mineral) merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai komoditas perdagangan dan industri yang juga komoditas ekspor.
(2) Indonesia terbagi ke dalam tiga daerah, yaitu daerah Dangkalan Sunda (meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di seputarnya), daerah Dangkalan Laut Dalam (meliputi Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya), dan daerah Dangkalan Sahul (meliputi Kep. Aru, Pulau Irian, dan pulau-pulau di sekitarnya). Dangkalan Laut Dalam dan Dangkalan Sahul dipisahkan oleh garis Wallacea di Selat Makassar dan Selat Lombok.
(3) Indonesia memiliki berbagai jenis tanah yang tersebar mulai dari daratan rendah sampai dengan daerah pegunungan. Jenis-jenis tanah tersebut antara lain tanah aluvial (hasil endapan erosi di sekitar sungai), tanah vulkanik (berasal dari pelapukan abu vulkanik), tanah gambut (tanah di daerah yang selalu digenangi air), tanah humus (hasil pembusukan bahan-bahan organik) dan lain-lain.

2.   Kondisi Penduduk
Kondisi penduduk tidak lepas dari kondisi geografis suatu wilayah. Mungkin kalian akan melihat adanya perbedaan matapencaharian penduduk di daerah pantai dengan daerah pegunungan. Penduduk di daerah pantai banyak yang bekerja sebagai nelayan, sedangkan penduduk di daerah dataran tinggi atau pegunungan umumnya bekerja sebagai petani.
Wilayah Indonesia terbentang dari Sabang di barat sampai Merauke di timur, dari Pulau We di utara sampai Pulau Roti di selatan. Sebagai sebuah negara berdaulat, Indonesia memiliki penduduk, salah satu syarat berdirinya sebuah negara. Dengan jumlah penduduk 241.973.880 jiwa pada tahun 2005, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar kelima di dunia. Penduduk Indonesia memiliki keunikan tersendiri karena terdiri atas berbagai suku, bahasa, agama, dan budaya.
Kondisi penduduk dapat ditinjau dari segi ekonomi dan kebudayaannya.

a.   Kondisi Ekonomi
Dari segi ekonomi, kondisi penduduk berkaitan erat dengan kondisi geografis tempat penduduk itu berada. Dalam usaha memenuhi kebutuhannya, penduduk berusaha beradaptasi dengan lingkungannya
dan memanfaatkan lingkungannya.
Contoh penduduk beradaptasi dengan lingkungannya ialah jika dia tinggal di desa, kegiatan ekonomi yang dapat dilakukannya berkaitan dengan kegiatan agraris, seperti bertani dan berladang atau beternak. Jika dia tinggal di kota, kegiatan ekonomi yang dapat dilakukannya ialah berdagang atau bekerja di kantor atau pabrik.
Contoh penduduk memanfaatkan lingkungannya ialah jika dia berada di daerah dataran rendah, kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan antara lain kegiatan pertanian yang menghasilkan tanaman pangan dan tanaman
komoditas. Penduduk yang berada di daerah pegunungan akan berusaha di bidang perkebunan dan kehutanan, pertanian hortikultura, dan industri pariwisata alam pegunungan. Penduduk yang berada di
daerah pantai akan memanfaatkan lingkungannya untuk usaha perikanan dan wisata pantai. Penduduk yang tinggal di daerah pedalaman akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya antara lain dengan berburu dan meramu sumber daya alam yang tersedia di lingkungannya.

b.   Kondisi Kebudayaan
Kebudayaan merupakan hasil olah pikir manusia, baik yang bersifat abstrak maupun konkret. Dengan demikian, ruang lingkup kebudayaan sangat luas. Hasil kebudayaan tampak dalam bidang pemerintahan, hukum, adat-istiadat, agama, kesenian, bahasa, gagasan, ide, bentuk rumah, dan lain-lain. Dengan jumlah suku kurang lebih 370 suku bangsa, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya budaya. Setiap suku mempunyai hasil kebudayaan tersendiri.
Apa kaitannya antara kebudayaan dan kondisi geografis?
Ingatlah bahwa manusia selalu berusaha beradaptasi atau memanfaatkan lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya. Penduduk yang menempati suatu wilayah akan terpengaruh dengan keadaan geografis wilayah tersebut.
Contohnya, rumah adat sebagai hasil budaya. Di daerah yang memiliki hutan lebat dan banyak binatang buas, atau daerah berawa-rawa, bentuk rumahnya ialah rumah panggung.
Bandingkanlah cara berpakaian penduduk yang tinggal di pegunungan dan penduduk yang tinggal di tepi pantai. Penduduk daerah mana yang pakaiannya terbuat dari bahan yang relatif lebih tebal? Demikian juga dengan mata pencaharian penduduk. Misalnya, mereka yang tinggal di tepi pantai kebanyakan akan bekerja sebagai nelayan.

Jumat, 04 Februari 2011

PENGETAHUAN PETA

Manusia membutuhkan informasi tentang lingkungan untuk mendukung kehidupannya.  Karena manusia adalah mahluk yang dinamis dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya  salah satu informasi yang dibutuhkan adalah tentang lokasi. Salah satu sarana yang dikembangkan oleh manusia untuk informasi tentang lokasi adalah peta.
Dengan peta, berbagai informasi dan fenomena geografi dapat dilihat dan dipelajari mudah.
seseorang dapat menunjukkan secara cepat lokasi suatu tempat. Badan-badan pemerintah juga dapat menyampaikan informasi tentang keadaan wilayah, persebaran, atau perkembangan kondisi dengan tepat dan mudah dipahami masyarakat.
Untuk kepentingan hidup manusia peta dikembangkan dalam bentuk yang beragam diantara atlas dan globe

1. Peta
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah di permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.
Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut kartografi. Sedangkan ahli membuat peta disebut kartografer.

Syarat peta
a. Dalam isinya peta yang baik harus:
  1. Konform, yaitu bentuk peta yang digambar harus sebangun dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
  2. Ekuidistan, yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skalanya harus sama dengan jarak  sebenarnya di lapangan.
  3. Ekuivalen, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setelah diperhitungkan dengan skalanya, harus sama dengan keadaan sebenarnya di lapangan.


b. Dari Isi atau unsur-unsurnya, peta yang baik harus memiliki:
1. Judul Peta
Saat kita pertama kali membaca sebuah peta, tentulah kita terfokus pada judul peta tersebut. Judul peta menggambarkan daerah atau negara mana yang ada dalam peta.

2. Simbol
Dalam peta tidak semua unsur kenampakan ditulis secara lengkap karena justru akan mempersulit dalam melihat dan mempelajari peta. Maka beberapa unsur kenampakan yang ada dipermukaan bumi cukup diwakili dalam bentuk simbol. misal
-          kota diwakili dengan simbol lingkaran (titik)
-          gunung diwakili dengan simbol segitiga
-          jalan kereta api dengan garis (balok) hitam putih
-          batas kota dengan garis putus-putus, dan lain-lain

3. Legenda
Untuk mempermudah memahami simbol-simbol yang ada pada peta diperlukan penjelasan atau keterangan tentang arti simbol-simbol tersebut.
Keterangan mengenai simbol-simbol yang tergambar pada peta terangkum didalam legenda.

4. Penunjuk arah mata angin
Arah mata angin digunakan sebagai tanda yang berfungsi untuk menunjukkan arah mata angin peta yang bersangkutan. Biasanya, tanda arah yang digunakan berbentuk panah yang mengarah ke utara. Tanda arah diletakkan di sebelah kanan atau kiri di bawah judul peta.

5. Skala Peta
Skala Peta merupakan perbandingan ukuran antara objek yang ada dalam peta dengan keadaan yang sebenarnya.

6. Lettering
Lettering ialah semua tulisan atau pun angka yang lebih mempertegas arti dari simbol-simbol yang ada.

7. Inset
Sering terjadi suatu wilayah tidak dapat tergambar seluruhnya dalam satu peta, maka bagian wilayah yang tidak termuat perlu dibuatkan gambar tersendiri dan ditempatkan pada halaman yang sama.
Atau dengan kata lain inset merupakan gambar peta tambahan yang ditempatkan pada sebuah peta.

8. Garis Astronomis
Pada peta, atlas maupun globe selalu ada garis-garis tegak dan mendatar yang saling berpotongan. Garis-garis tersebut dinakan  garis astronomi, yang kegunaannya untuk menentukan letak (koordinat) suatu tempat pada peta, salah satunya dengan koordinat garis lintang dan garis bujur. Garis lintang yang membelah Bumi menjadi utara selatan sering disebut latitude. Garis bujur yang membagi Bumi menjadi barat dan timur dikenal dengan longitude.

9. Sumber peta dan tahun pembuatan
Peta yang baik harus mencantumkan sumber informasi untuk pembuatan peta, karena berkaitan dengan informasi yang disampaikan melalui peta. Selain itu tahun pembuatan juga seharusnya dicantumkan karena mewakili keadaan pada waktunya.

Jenis Peta
a. Berdasarkan  isinya, peta dibedakan menjadi:
1) Peta umum
Peta umum adalah
peta yang menggambarkan seluruh kenampakan di permukaan bumi, baik berupa kenampakan alam maupun kenampakan budaya. Kenampakan alam dapat berupa sungai, danau, laut, maupun bentang lahan. Kenampakan budaya dapat berupa jalan raya, jalan kereta api, pemukiman, dan sebagainya.
Peta umum dapat dibedakan sebagai berikut.
a) Peta dunia, yaitu peta yang berfungsi memberikan informasi letak dan bentuk wilayah setiap negara di dunia.
b) Peta korografi, yaitu peta yang memberikan gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum dan berskala kecil.
c) Peta topografi, yaitu peta yang memberikan gambaran tentang permukaan bumi dan reliefnya.

2) Peta khusus
Peta khusus adalah peta yang di dalamnya hanya menggambarkan satu aspek dari gejala di permukaan bumi. Peta ini disebut juga sebagai peta tematik karena hanya menggambarkan tema tertentu yang  ada di permukaan bumi. Contoh dari peta tematik antara lain peta kepadatan penduduk, peta penggunaan lahan, peta persebaran hasil tambang, peta jaringan jalan, dan sebagainya.

b. Peta berdasarkan bentuknya, dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Peta datar (peta planimetri)
Peta datar adalah peta yang dibuat pada bidang datar, seperti kertas, kain, kanvas, maupun triplek.
Perbedaan kenampakan di daratan maupun di lautan digambarkan dengan menggunakan perbedaan warna atau simbol lain.
2) Peta timbul (peta relief)
Peta timbul atau peta relief adalah peta yang dibuat sesuai dengan bentuk sebenarnya di permukaan bumi. Peta ini dibuat secara tiga dimensi sehingga gunung nampak menjulang, sedangkan dataran rendah dan lembah nampak di bawahnya.
3) Peta digital
Peta digital adalah peta yang dibuat dengan alat bantu komputer. Data dalam penggambaran peta
disimpan dalam suatu disket, CD, atau hard disk. Gambar peta ditayangkan melalui monitor komputer.
Program yang digunakan dalam penggambaran peta ini dapat menggunakan program map info dan arc info.

c. Peta berdasarkan skalanya, dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Peta kadaster, yaitu peta yang mempunyai skala 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta ini biasanya digunakan untuk  menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah.
  2. Peta skala besar, yaitu peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan dan kecamatan.
  3. Peta skala menengah, yaitu peta yang mempunyai skala 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta provinsi.
  4. Peta skala kecil, yaitu peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara, benua, bahkan dunia.
Besar kecilnya peta ditentukan oleh besar kecilnya skala yang digunakan. Semakin besar angka pembandingnya, berarti skala peta itu semakin kecil.